petani.id – (#SDMPetaniUnggul – Kota Yogyakarta, 14/02/2020). Sekolah Petani Muda Darllos (SPMD) salah satu badan otonom Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berkesempatan diundang dalam sebuah kegiatan adiwiyata untuk menyampaikan materi tentang Gerakan Nasional Kaum Muda Bertani dan Bangga Jadi Petani, pertanian beserta praktek pembuatan pupuk organik dan praktek menanam yang berlangsung di Aula Ruang Bima Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 3 Yogyakarta bertempat di Jalan Robert Wolter Monginsidi Nomor 3 Kota Yogyakarta DIY. Kegiatan adiwiyata ini dimaksudkan agar ada wawasan baru dalam penataan lingkungan sekolah dengan melibatkan para siswa dan peserta adiwiyata kali ini diikuti oleha siswa kelas X (red: sepuluh) dari beberapa jurusan.
“Menjadi Petani itu keren karena profesi Petani yang memproduksi pangan sangat penting bagi kelangsungan hidup, ketahanan dan Kedaulatan bangsa. Apa pun profesinya, jika tidak ada Petani yang memproduksi pangan apalah artinya. Dalam kesempatan kami sampaikan salah satu contoh seorang Petani keren juga sukses, yaitu Deddy Tri Kuncoro yang membangun agribisnis.“ kata Sekretaris DPW Petani DIY Asti Irwandiyah, SE., saat menyampaikan materi Gerakan Nasional Kaum Muda Bertani Dan Bangga Jadi Petani di depan para siswa SMK 3 (Kota Yogyakarta, 10/12/2019).
Pada sesi praktek pembuatan pupuk yang dipandu oleh salah satu pengurus DPW Petani DIY Sri Astuti menyampaikan bahwa pembuatan pupuk yang dilakukan adalah pengolahan limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga dapat berupa limbah cair dan padat. Limbah cair berupa minuman yang tidak habis, air kelapa maupun air cucian beras.
Sedangkan limbah padat berupa sayuran atau buah-buahan. Prosesnya sangat sederhana, limbah padat dapat diiris atau diblender terlebih dahulu, kemudian dicampurkan dengan limbah cair (bisa ditambah air) dalam sebuah ember, dan gula / tetes tebu, kemudian ditutup selama 3 hari. Proses ini disebut sebagai proses fermentasi, dan dapat diaplikasikan dengan mencairkannya terlebih dahulu dengan air biasa, dengan perbandingan 1 : 20.
“Lalu bagaimana dengan menanam? Media yang dipergunakan adalah tanah, kompos dan sekam, dengan perbandingan 1: 1: 1 yang diaduk kemudian dimasukkan dalam polybag atau pot. Pada sesi ini kami (red: Petani DIY) akan mengenalkan aneka sayuran yang jarang digunakan atau kurang familiar seperti sayur paku, sintrong, dill / adas, kenikir, daun ginseng dan daun pegagan. Apakah ada yang tahu tentang sayuran ini dan bagaimana mengolahnya atau cara mengonsumsinya? Sayuran tersebut sebenarnya sangat mudah untuk hidup dan tumbuh, bahkan sering disebut sebagai tumbuhan liar. Sangat ironi, jika negeri kita yang kaya dengan sumber daya alam namun masih terancam stunting. Hal ini hanya dikarenakan pengetahuan kita tentang sayuran masih sangat minim dan kurang mengeksplorasi apa yang ada di sekitar kita.” jelas Bendahara DPW Petani DIY Aknes Eny Suryani yang membuat para siswa tertarik terhadap materi yang disampaikannya.
Sekretaris DPW Petani DIY Asti Irwandiyah, SE., juga menambahkan bahwa sosialisasi Gerakan Nasional Kaum Muda Bertani Dan Bangga Jadi Petani disampaikan dengan pengenalan cara pembuatan pupuk, penanaman, perawatan, dan pengenalan aneka sayuran / tanaman diharapkan pula dapat menginspirasi para siswa pada umumnya dan siswa yang mengikuti kegiatan ilmiah remaja pada khususnya, untuk lebih memiliki wawasan pengetahuan dan mengeksplorasinya.
-. Liputan / Laporan: Biro Propaganda & Jaringan – DPW Petani DIY.
-. Redaksi: Departemen Propaganda – Dewan Pimpinan Nasional Petani.
-. Editor: Bidang Propaganda & Jaringan – Dewan Pimpinan Nasional Petani.