petani.id – (Sleman – Rabu, 10/07/2019). Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan Halal Bi Halal di rumah Dewan Penasihat DPW Petani DIY Dr. Yuni Satia Rahayu yang saat ini juga terpilih menjadi anggota DPRD DIY untuk periode 2019-2024. Dewan Penasihat DPW Petani DIY lainnya yang sedianya akan datang, namun pada hari H berhalangan hadir adalah GKR Mangkubumi, H. Idham Samawi, dan juga R.B. Dwi Wahyu. Turut hadir juga Ketua Umum Petani Satrio F Damardjati, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Petani Wiwit Kethel Subakti, Ketua DPW Petani DIY Anggit Bimanyu, Sekretaris DPW Petani DIY Asti Irwandiyah, Bendahara DPW Petani DIY Aknes Eni Suryani, Wakil Ketua DPW Petani DIY Endro Sulaksono, Wakil Ketua DPW Petani DIY Arya Ariyanto, Wakil Sekretaris DPW Petani DIY Muhammad Alvin Khoiru beserta jajaran pengurus DPW Petani DIY Sri Astuti, Deddy Tri Kuncoro juga pengurus dan anggota Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Petani Kabupaten/Kota se-DIY, serta Ketua DPW Petani Jawa Tengah Dumadi Tri Restiyanto dan perwakilan Petani Papua Barat Fatkhul Mubin. Dalam acara yang bersifat kekeluargaan sehingga membuat suasana terasa hangat ini setelah sesi ramah tamah dan makan malam dilanjutkan dengan diskusi apa, bagaimana dan mau kemana Petani.
“Ada beberapa hal yang menjadi sorotan kami (red: DPC Petani Kab. Bantul), pertama; bahwa pemasaran produk Petani merupakan hal yang sangat mendesak, kedua; pemasaran untuk produk olahan, terkendala dengan banyaknya produk yang belum memiliki P-IRT dan BPOM, ketiga; untuk produk pupuk Petani juga terkendala dengan uji laboratorium, keempat; berkaitan dengan pemasaran di petani.id, registrasi pendaftaran produk juga menjadi sorotan.” ungkap Ketua DPC Petani Kabupaten Bantul Ferdinand S. P. pada saat diskusi (Sleman, 10/07/2019).
Selanjutnya Ketua DPC Petani Kab. Sleman Gatot Nur Singgih mengutarakan keberaniannya untuk membuka Warung Petani di Griya UKM Online, STO Telkom Kentungan, Jl. Kaliurang Km 7,8 Kab. Sleman, DIY untuk membuka pasar, yang diawali dengan menangkap peluang yang sudah ada yaitu para pelanggan wi.fi corner. Ke depan, Warung Petani ini juga akan menjadi tempat yang dikembangkan untuk display produk olahan maupun non olahan dari teman-teman Petani, dengan pemasaran online maupun offline. Petani harus berani berjuang dan bergerak agar dapat sejahtera, dengan terus melakukan apa yang bisa dilakukan termasuk promosi dan melakukan kerjasama dengan banyak pihak.
“Saat ini petani.id sedang dalam tahap uji coba, dan masih terus dikembangkan agar menjadi market place bagi Petani khususnya maupun Usaha Kecil Mikro (UKM) pada umumnya. Produk yang ada akan didata dan diregister oleh DPC / DPW Petani dan pembayarannya menggunakan single barcode, yaitu semua alat pembayaran yang ada secara online akan disinergikan dengan satu barcode, sehingga lebih memudahkan dalam transaksi.” jelas Ketua Umum Petani Satrio F Damardjati.
Deddy Tri Kuncoro menanggapi bahwa tentang pemasaran, memang terkendala dengan produksi yang belum stabil. Petani seringkali tidak/belum mau menanam apa yang dibutuhkan pasar, sehingga perlu dilakukan pendampingan bahwa produk yang ditanam adalah produk berkualitas yang dibutuhkan pasar. Petani secara organisasi, dapat melakukan pendekatan kepada banyak pihak yang berhubungan dengan pertanian (ahli dalam hal pupuk, perawatan tanaman, dan juga tentang benih). Sedangkan mengenai masalah pupuk, tidak perlu menggunakan uji lab. Hal ini dapat disiasati dengan membuat area percontohan untuk produksi yang berkualitas dan kontinyu sehingga memiliki SOP yang jelas. Update skill dan update knowledge-nya harus dilakukan dengan contoh nyata, apalagi saat ini di kembangkan industri 4.0. Dengan adanya pengembangan berbasis tekhnologi tersebut juga diharapkan akan dapat menarik anak muda, bangga menjadi Petani dan merasa bahwa Petani itu keren. Selain itu, memang harus ada pengelompokan Petani (produksi, pengolahan, dan pemasaran). Pengelompokan ini dapat digunakan untuk membangun brand, dengan menggali potensi yang bisa dijual. Jika hal tersebut bisa dilakukan maka akan dapat mengundang ketertarikan para pemilik dana, baik perusahaan dengan dana CSR atau pun dari investor secara pribadi.
“Bahwa karakter Sumber Daya Manusia (SDM) di Jawa Tengah dengan DIY memang berbeda. Contoh menjadi hal penting, pembentukan kelompok juga penting. Diperlukan seni dalam membuat kelompok, terlihat mudah, tetapi tidak mudah seperti yang terlihat. Yang penting, buat dulu wadahnya, baru cari isinya. Mengubah cara berpikir dan kebiasaan, menjadi tantangan tersendiri.” ungkap Ketua DPW Petani Jawa Tengah Dumadi Tri Restiyanto yang turut hadir dalam acara menambahkan.
Dalam tanggapannya Sekretaris DPW Petani DIY Asti Irwandiyah menjelaskan bahwa pada dasarnya konsep pengelompokan memang sudah ada, dan fokus yang dilakukan saat ini adalah ke pemasaran. DPC Petani Kota Yogyakarta merupakan pasar yang besar untuk hasil produk pertanian, dan Warung Petani bisa dikembangkan. Endro Sulaksono diharapkan juga dapat mendukung tumbuhnya Warung Petani di Kota Yogyakarta dan pada dasarnya, beliau bersedia membantu terwujudnya Warung Petani di Kota Yogyakarta. Pemasaran sebenarnya juga sudah terbuka di Ulam Tirta dan di Bakpia JogKem milik Arya Ariyanto, untuk produk olahan, hanya saja memang belum terkelola dengan baik. Selain itu DPW Petani DIY, sebagai salah satu lembaga teknis pendamping desa dalam Program Inovasi Desa (PID) di Kab. Sleman dan Kab. Bantul juga telah mendorong desa agar memiliki area khusus sebagai percontohan untuk program pertanian berbasis ekologi dan pengelolaan sampah / limbah. Namun hal ini juga tergantung dengan kebijakan para pemerintah desa. Berkaitan dengan hal tersebut, juga sudah dilakukan audiensi dengan pihak Setda DIY agar diberikan dukungan dalam hal kebijakan mengenai regulasi dan kebijakan mengenai anggaran. Hal ini pula, dapat menjadi perhatian bagi para anggota DPRD baik kabupaten / kota maupun DPRD DIY agar dapat terwujud.
“Masalah dana memang menjadi salah satu kendala, utamanya untuk pendanaan bagi Petani. Konsep Bank Petani memang perlu dikembangkan terus agar ke depan bisa direalisasikan, meski tidak mudah,” kata Ketua DPW Petani DIY Anggit Bimanyu.
Di akhir sesi, Dewan Penasihat DPW Petani DIY Dr. Yuni Satya Rahayu memberikan masukkan bahwa pertemuan harus sering dilakukan agar masalah yang ada bisa dipecahkan solusinya. Selain itu memang harus ada penguatan SDM di semua bidang dengan membuat workshop untuk update skill dan update knowledge. Dengan demikian, Petani akan menjadi kuat, dan akan terbentuk banyak kelompok-kelompok Petani yang kuat juga.
-. Redaksi: Departemen Propaganda.
-. Liputan/Laporan: Biro Propaganda dan Jaringan – DPW Petani DIY.
-. Editor: Bidang Propaganda dan Jaringan – Dewan Pimpinan Nasional Petani.