Berita PetaniWedang Uwuh PETANI Programatik Gerakan Industrialisasi Pangan Nasional Dalam Membangun Poros Maritim...

Wedang Uwuh PETANI Programatik Gerakan Industrialisasi Pangan Nasional Dalam Membangun Poros Maritim Berbasis Rempah PETANI

petani.id – (#SDMPetaniUnggul – Jakarta, 25/07/2020). Indonesia sebagai salah satu negara maritim berbasis agraris yang merupakan penghasil rempah terbesar di dunia, nama Indonesia sudah tidak diragukan lagi di seluruh dunia. Selain keanekaragaman hayati yang dimilikinya, Indonesia juga memiliki kekayaan alam tanaman rempah-rempah yang sangat beragam. Keragaman tanaman rempah-rempah ini menjadi satu bagian tidak terpisahkan dari kepingan sejarah bangsa Indonesia. Rempah – rempah inilah juga yang menarik perhatian bangsa Portugis untuk datang menjajah demi menguasai rempah – rempah yang saat itu ditemukan di Maluku. Sepanjang abad ke-16 dan 17, bangsa Portugis dan Spanyol memperebutkan penguasaan tanah rempah – rempah di Maluku, disusul oleh bangsa Belanda di abad ke-17. Rempah – rempah yang hasil tanaman tersebut merupakan sebuah komoditi yang sangat prospektif dan paling berharga saat itu. Bayangkan saja, harga jual cengkeh hampir sama dengan harga emas batangan. Ada banyak sekali rempah – rempah khas Indonesia yang menjadi komoditi utama perdagangan, antara lain, cengkeh, pala, kayu manis, lada, dan jahe. Rempah – rempah memiliki nilai penting karena manfaatnya, misalnya untuk kesehatan, menghangatkan badan, ataupun pengobatan. Bahkan rempah juga sudah digunakan sejak bangsa Mesir Kuno, jauh sebelum jaman penjajahan bangsa Eropa di abad 16. Saat itu bangsa Mesir Kuno menggunakan kayu manis, merica, dan cengkeh untuk mengawetkan mumi raja – raja Mesir. Rempah-rempah juga digunakan sebagai bumbu dalam meracik masakan. Pada masa modern ini, masyarakat dunia dapat menikmati rempah – rempah melalui produk – produk makanan olahan produksi Indonesia. Misalnya produk – produk Indofood yang sudah diekspor ke mancanegara. Sebagai salah satu produsen makanan olahan terbesar di Indonesia, Indofood mengaplikasikan rempah – rempah khas Indonesia dalam variasi produk-produknya. Seperti Indomie dengan aneka rasa masakan khas Indonesia, bumbu – bumbu resep masakan Indonesia yang praktis hingga sambal Indofood.

“Berbicara rempah-rempah tidak terlepas dari faktor produksi baik tenaga kerja, pemuliaan tanaman, pengolahan lahan, akses permodalan, pengolahan hasil bahkan sampai akses pasar hasil produksi tersebut. Rempah-rempah merupakan komoditi yang dihasilkan dari sebuah proses mata rantai yang panjang ini masuk dalam salah satu prioritas Pembangunan Pangan Nasional yang pada hakikatnya merupakan rangkaian upaya fasilitasi untuk mendorong berkembangnya usaha – usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan sehingga memiliki NILAI TAMBAH PETANI sebagai Kelas Menengah Produktif dan daya saing khususnya bagi PETANI penghasil komoditi tanaman rempah – rempah tersebut, yang pada tahap selanjutnya bisa dan mampu meningkatkan kesejahteraan PETANI. Sebagai Kelompok Menengah Produktif penghasil rempah – rempah PETANI diharapkan mampu secara mandiri, berdikari dan berbasis pada kearifan lokal masing-masing wilayahnya untuk membangun dan berproses produksi rempah – rempah secara berkelompok dalam suatu manajemen korporatif dengan sistem jaminan mutu produksi rempah – rempah dan yang lebih penting adalah peningkatan kesejahteraan dan NILAI TAMBAH PETANI sebagai penghasil rempah – rempah. Presiden Joko Widodo pernah mengkritisi cara peningkatan kesejahteraan PETANI atau Nilai Tukar PETANI yang dalam beberapa tahun terakhir selalu berkutat pada on farmnya, selalu berkutat pada sektor budidaya dan cenderung melupakan proses bisnisnya. Padahal, NILAI TAMBAH yang tinggi, NILAI TAMBAH yang besar itu berada pada proses agribisnisnya. Disampaikan oleh Presiden Joko Widodo juga saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas tentang Mengkorporasikan PETANI di Kantor Presiden, Jakarta pada hari Selasa 12 September 2017, Presiden berharap bahwa paradigma inilah sehingga PETANI memiliki sendiri industri pengolahan sendiri, memiliki industri benih, memiliki penggilingan moderen, memiliki kemasan juga yang langsung berada di satu lokasi kemasan yang moderen, packing yang moderen, memiliki industri pengolahan pasca panen, kalau beras misalnya ke tepung (Sumber: http://setkab.go.id/presiden-jokowi-ajak-petani-ubah-paradigma-dari-fokus-pada-proses-budidaya-ke-agrobisnis/). Apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo tersebut ini adalah merupakan sinyal positif bagi seluruh Keluarga Besar Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (PETANI) untuk mewujudkan GERAKAN INDUSTRIALISASI PANGAN NASIONAL BERBASIS KERAKYATAN khususnya bagi komoditi rempah – rempah yang sangat potensi ini bagi Indonesia sebagai negara maritim yang berbasis agraris ini diantaranya dengan mengubah perubahan sikap dan atau pola pikir para PETANI produsen rempah – rempah, untuk mengintroduksi teknogi tepat guna dalam penanganan pascapnen dan menyelenggarakan sistem jaminan mutu hasil produksi rempah – rempah PETANI.” kata Ketua Umum PETANI Satrio Damardjati kepada tim petani.id melalui telepon selularnya (24/10/2020) tentang latar belakang kajian dan analisa Dewan Pimpinan Nasional PETANI terkait ‘Programatik Gerakan Industrialisasi Pangan Nasional Dalam Membangun Poros Maritim Berbasis Rempah PETANI’.

Ketua Umum PETANI juga menegaskan bahwa hasil kajian dan analisa Gerakan Industrialisasi Pangan Nasional yang dilakukan Dewan Pimpinan Nasional PETANI merupakan salah satu misi yang dicita – citakan oleh PETANI untuk meningkatkan kesejahteraan PETANI sebagai Kelas Menengah Produktif. Gerakan ini bukan semata – mata gerakan musiman melainkan sebuah gerakan merubah paradigma PETANI dengan mengubah perubahan sikap dan atau pola pikir para PETANI, untuk mengintroduksi teknologi tepat guna baik dalam pemuliaan tanaman rempah, penanganan pascapanen dan menyelenggarakan sistem jaminan mutu hasil produksi PETANI pada rempah-rempah seperti apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo diatas tersebut. Gerakan ini memiliki beberapa tahapan seperti: 1.) Individu PETANI Ke Kelompok PETANI; Ini merupakan salah satu kendala yang di hadapi PETANI di Indonesia dalam mengembangkan usaha produksi pangan adalah keterbatasan lahan, peralatan, modal dan akses terhadap pasar. Kelompok PETANI ini merupakan Kelompok Menengah Produktif., 2.) PETANI Produsen Menjadi PETANI Pemasok; Restrukturisasi paradigma PETANI selanjutnya adalah menyangkut peranan PETANI. Yang dimana selama ini PETANI hanya memposisikan diri sebagai produsen semata, menjual apa yang diproduksi, maka orientasi ke depan harus memproduksi apa yang bisa dijual dimana dalam konteks ini PETANI naik kelas jadi pemasok. Karena jika terlibat lebih jauh sebagai pemasok langsung ke konsumen atau pasar, maka PETANI akan memperoleh NILAI TAMBAH PETANI yang lebih besar., 3.) Sistem Budi Daya PETANI ke Sistem Produksi Pangan PETANI; Paradigma yang selama ini terjadi bahwa PETANI hanya berputar pada sistem budi daya saja, akan tetapi dalam gerakan ini sudah saatnya PETANI tidak hanya berputar pada sistem budi daya saja melainkan sudah membangun pada sistem produksi pangan berbasis pada kelompok dan atau komunitas PETANI untuk menjaga keberlanjutan bahan baku produksi., 4.) Dari Pola PETANI ke Tengkulak menjadi Pola PETANI langsung ke Akses Pasar; Paradigma yang selama ini terjadi bahwa PETANI selalu menjual hasil rempah-rempahnya ke tengkulak harus mulai di restrukturisasi PETANI harus bisa dan mampu menjual hasil produksinya langsung ke pasar ataupun konsumen. Keempat (4) Strategi Reorientasi Paradigma PETANI tersebut menjadi pijakan untuk pencapaian misi GERAKAN INDUSTRIALISASI PANGAN NASIONAL khususnya berbasis rempah – rempah dan sudah menjadi langkah kerja di beberapa basis produksi PETANI. Selain itu, Ketua Umum PETANI Satrio Damardjati juga menjelaskan ada 5 sektor penyelenggara negara terkait untuk dapat mewujudkan POROS MARITIM BERBASIS REMPAH PETANI dan NEGARA GOTONG ROYONG yaitu: 1.) Sektor Pertanian dan Kelautan; Penyelenggaraan produksi pangan berbasis agraris dan maritim harus mengandalkan sumberdaya manusia yang terus diperbaiki mutunya agar bahan pangan yang dihasilkan mempunyai nutrisi yang terus meningkat untuk membentuk generasi penerus bangsa yang bernalar lebih baik. Kebijakan-kebijakan sektor pertanian dan kelautan itu harus berorientasi pada produksi pangan berkelanjutan, menjamin keberlangsungan ekologi, dan membentuk tata perekonomian yang berkeadilan dan tidak bersifat eksploitatif antara para pelaku satu dengan lainnya., 2.) Sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Penyelenggaraan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus terdukung oleh sumberdaya domestik dan mendukung pertumbuhan produksi pangan, terutama BUMN yang sejalan dengan produksi pangan seperti produsen benih, pupuk maupun pestisida, industri perkapalan, dan produsen bahan bakar., 3.) Sektor Perdagangan dan Industri: Kebijakan sektor perdagangan perlu melakukan transformasi pasar sehingga terbentuk sistem harga yang menjaga keseimbangan ekonomi antara produksi domestik dan konsumsi domestik. Selain itu, jika masih dilakukan model penanganan berbentuk operasi pasar haruslah dilakukan pada dua sisi ekonomi. Bukan hanya dilakukan untuk menjaga harga atas produk pangan di tingkat konsumen, tetapi juga harus dilakukan harga atas input produksi (benih/bibit, pupuk, pestisida) di tingkat produsen. Kebijakan sektor industri perlu melakukan transformasi ke arah agroindustri berbasis kerakyatan haruslah dilakukan untuk menciptakan kemandirian ekonomi para produsen pangan khususnya rempah-rempah dan mampu meningkatkan penyerapan jumlah tenaga kerja pada sektor industri pangan tersebut., 4.) Sektor Pertanahan; Kebijakan sektor pertanahan harus menjadi satu bagian dari pembentukan lahan produksi pangan dengan mengarahkan kepemilikan dan sistem penunjang produksi pangan yang memadai sehingga lahan-lahan yang belum tergarap dapat menjadi sentra produksi pangan dari berbagai komoditas yang masih mengalami defisit. Arah kebijakan pertanahan harus menyesuaikan dengan kebutuhan komoditas domestik yang terus berkembang., 5.) Sektor Keuangan; Kebijakan sektor keuangan merupakan bagian yang sangat penting dalam produksi pangan dikarenakan resiko-resiko produksi pangan yang tidak terhingga, terus meningkatnya harga input produksi pertanian dan ketergantungan yang akut atas input produksi itu. Sektor keuangan harus menciptakan stimulus pembiayaan yang secara bertahap dapat meningkatkan akuntabilitas produksi pangan, menguatnya daya inovasi pertanian dan kelautan, serta menciptakan para pelaku produksi pangan yang berbobot, bertanggung jawab dan secara kolektif dapat menciptakan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan produksi dalam perekonomian yang semakin menuntut daya saing. Dalam bentuk yang lebih besar, sektor keuangan Negara harus menciptakan regulasi sekaligus otoritas tertentu yang dikhususkan untuk pembiayaan produksi pangan, baik berupa Bank Pertanian maupun Bank Kelautan.

“Wedang Uwuh yang di produksi oleh Kelompok PETANI Clapar Makmur merupakan Programatik Gerakan Industrialisasi Pangan Nasional Dalam Membangun Poros Maritim Berbasis Rempah PETANI dan juga sebuah thesis dalam membangun sistem pangan dari hulu sampai hilir. Dewan Pimpinan Nasional PETANI berpendapat bahwa ada 4 (empat) persoalan pokok yang harus direspon cepat, yaitu: 1.) Persoalan tata kelola ketersediaan untuk memenuhi kebutuhan rempah – rempah. Dalam rangka mengelola ketersediaan, diperlukan kelembagaan produksi diantara para PETANI rempah untuk mengoptimalkan distribusi rempah – rempah baik kepada konsumen ataupun industri. Para produsen rempah – rempah, termasuk PETANI rempah – rempah harus dapat meningkatkan akses langsung kepada pasar. Akses langsung itu akan meningkatkan jaminan atas ketersediaan rempah-rempah sehingga lebih mudah diperoleh konsumen., 2.) Persoalan budidaya tanaman rempah – rempah harus diperbaiki untuk mengantisipasi perubahan iklim maupun cuaca ekstrim. Budidaya tanaman pada komoditas rempah-rempah yang rentan terhadap cuaca harus melibatkan peran teknologi yang dapat mengurangi risiko terganggunya produksi. Teknologi yang dapat diterapkan diantaranya penggunaan pelindung tanaman berupa greenhouse atau rain – shelter, pemakaian benih/bibit unggul yang bersertifikasi dan penggunaan nutrisi untuk tanaman., 3.) Untuk mewujudkan POROS MARITIM BERBASIS REMPAH PETANI dan NEGARA GOTONG ROYONG, mengingatkan Presiden JokoWidodo sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan agar melaksanakan Undang – Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan dengan membentuk Badan Karantina Nasional yang langsung berada dibawah Presiden seperti yang diamatkan dalam Undang – Undang tersebut.. 4.) Mengajak semua pihak, terutama generasi muda untuk turut serta dalam membangun sumberdaya sektor pertanian khususnya rempah-rempah agar mempunyai daya saing dalam rangka mewujudkan POROS MARITIM BERBASIS REMPAH PETANI dan NEGARA GOTONG ROYONG guna mewujudkan KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.” jelas Ketua Umum PETANI Satrio Damardjati.

 

• Liputan / Laporan : Departemen Jaringan – Dewan Pimpinan Nasional Petani.

• Redaksi : Departemen Propaganda – Dewan Pimpinan Nasional Petani.

• Editor : Bidang Propaganda & Jaringan – Dewan Pimpinan Nasional Petani.

spot_img

Surat Keputusan Nomor: 017/CEO/SK/PETANI.ID/XII/2024

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Jakarta, 01/01/2025). Surat Keputusan Nomor:...

INFO LOWONGAN KERJA

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Info Lowongan Kerja - Jakarta,...

Terima Kasih Dewan Ketahanan Nasional, Selamat Bertugas dan Sukses Dewan Pertahanan Nasional

petani.id – ( #SDMPetaniUnggul – Editorial – Jakarta, 24/12/2024)....

PERTANIAN ZERO INPUT

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Liputan - Jakarta, 09/12/2024). Dalam...

Kolaborasi KemenUMKM, Petani Kabupaten Bogor Gelar Pelatihan Vokasi Pengembangan SDM Sektor Kuliner

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Bogor, 02/12/2024). Dewan Pimpinan Cabang...

Kawal Makan Bergizi Gratis, PETANI: Ingat Pencanangan Misi Gerakan Nasional Konsumsi Pangan Sehat!

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Liputan - Jakarta, 15/10/2024). Dewan...

Impor 1 Juta Ekor Sapi? PETANI: Ingat Manifesto Kampanye Nasional GERAKAN SUSU UNTUK ANAK INDONESIA SEHAT DAN CERDAS!

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Liputan - Jakarta, 12/10/2024). Dewan...
spot_img
WhatsApp chat