petani.id – (#SDMPetaniUngul – Kota Dumai, 10/11/2022). “Menanam mangrove tidak cukup hanya seremonial saja, yang ditanam bibit batangnya kecil rata rata 3 sampai dengan 6 daun ya mana tumbuh. Ini loh kecilnya bibit batang yang di tanam di acara seremonial ibu menteri KLHK bisa di lihat pada link youtube ini : https://www.youtube.com/watch?v=N8wfH7NgIKI.”kata Amirudin Ketua RT 07 Kelurahan Purnama, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai – Provinsi Riau. Sementara itu, ibu Elin pemilik warung makanan menambahkan bahwa hanya tumbuh 3 pohon mangrove yang ditanam ibu menteri dan rombongannya sambil menunjuk ke arah pantai tempat rombongan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menanam mangrove pada hari Sabtu 10 April 2021.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar bersama dengan Wakil Menteri LHK Alue Dohong, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Walikota Dumai Paisal, Wakil Walikota Dumai Harris, dan jajaran pejabat Kementerian LHK serta seluruh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kota Dumai – Provinsi Riau melakukan penanaman mangrove di Pantai Purnama, masuk dari jalan Sri Andalas di belakang Kantor Camat Dumai Barat, Kota Dumai – Provinsi Riau. Ada 700 bibit kayu api-api (Avicennia.sp) yang ditanam bersama masyarakat di Pantai Purnama. Lokasi ini mengalami abrasi dampak ombak selat Rupat.
“Ditahap perencanaan dan awal tanam, perlu persiapan matang, kondisi jenis lahan, jenis tanaman mangrove yang ditanam di bibir pantai, jenis tanaman mangrove zona berikutnya, umur dan diameter batang mangrove yang akan ditanam, lokasi pembibitan yang tidak jauh dari lokasi tanam agar tidak stress. Coba lihat ini, di kelanjutan program seremonial penananam mangrove rombongan Menteri LHK yang di Pantai Wisata Kelurahan Purnama belakang Kantor Camat Dumai Barat adalah program padat karya tetapi dari 700 bibit yang ditanam secara seremonial hanya 3 batang mangrove saja yang tersisa tumbuh ditempat yang kami (red : Kelompok PETANI Gambut dan Mangrove Mitra Geniot) tanam.” jelas Hamdani Ketua Kelompok PETANI Gambut dan Mangrove Mitra Geniot sambil memperlihatkan di bibir pantai pesisir Geniot Penempol, Kelurahan Sungai Geniot, Kecamataan Sungai Sembilan, Kota Dumai – Provinsi Riau.
Ketua Kelompok PETANI Gambut dan Mangrove Mitra Geniot Hamdani juga menambahkan, bahwa sesuai visi Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (PETANI) dan arahan Dewan Pimpinan Nasional PETANI terkait proses produksi mulai dari hulu sampai hilir, maka, sebaiknya terkait program mangrove ini ada proses tindakan nyata dari hulu sampai hilir agar program mangrove sebagai jalan keluar terhadap abrasi pantai, program kedaulatan pangan masyarakat pesisir pantai semakin mencintai dan menjiwai hutan mangrove untuk kehidupan masyarakat lokal setempat, kepastian kepemilikan pengelolaan melalui program perhutan sosial juga dipastikan kemudahannya, begitu juga perhitungan karbon atau oksigen oleh Kelompok PETANI dan masyarakat mangrove ini sebaiknya dijelaskan dan dipastikan realisasinya.
“Kami (red : Kelompok PETANI Gambut dan Mangrove Mitra Geniot) sempat menyampaikan saran, bahwa jenis tanaman mangrove yang cocok ditanam di tanam di bibir pantai adalah jenis mangrove yang disini disebut api api atau perepat tapi kami disuruh tanam jenis yang lain di program padat karya ini, akhirnya ya tidak tumbuh seperti yang terlihat. Program ini juga tidak tuntas, kami di suruh menanam saja, program kelanjutannya yaitu biaya perawatan tidak ada, status perhutanan sosial agar Kelompok PETANI dan masyarakat ini merasa memiliki dan menjiwai penanamann mangrove ini saja kami malah diminta biaya ini itu.” tutup Hamdani Ketua Kelompok PETANI Gambut dan Mangrove Mitra Geniot.
-. Laporan : Laboratorium Kedaulatan Pangan & Agribisnis Kerakyatan (Lab. KPAK) PETANI Unit Riau.
-. Redaksi : Departemen Propaganda – Dewan Pimpinan Nasional PETANI.
-. Editor : Bidang Propaganda & Jaringan – Dewan Pimpinan Nasional PETANI.