petani.id – (Sleman, Rabu, 28/11/2018). Bertempat di Dusun Kopen, Wonokerto, Turi, Sleman, telah diadakan pelatihan budidaya dan pengolahan lidah buaya. Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan pengolahan lidah buaya yang telah dilakukan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Griya UKM Online, STO Kentungan, Km 7,8.
Bermula dari Ibu Widyarsih yang mengikuti pelatihan tersebut, kemudian membagikan pengalamannya kepada beberapa kelompok di basis produksi. Beliau memiliki jaringan yang cukup luas, sehingga merasa perlu untuk memberikan stimulasi agar kelompok Petani di basis produksi memiliki wawasan yang lebih luas dan dapat menangkap peluang yang ada.
Salah satu kelompok Petani yang tertarik dengan pelatihan ini adalah kelompok Petani ibu-ibu di dusun Kopen, yang diawali dengan mengajukan surat permohonan ke DPW Petani DIY. Sedangkan pelaksanaan programnya dilakukan secara GOTONG ROYONG bersama antara Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Petani Kabupaten Kulon Progo dan DPC Petani Kab. Sleman.
Pada pelatihan ini, bertindak sebagai narasumbernya adalah Wiwit Suroto selaku Ketua DPC Petani Kab. Kulonprogo, sosok yang hebat dan gigih dengan perjuangan Petani, praktisi di bidang budidaya dan olah lidah buaya. Bersama timnya yang tidak kalah hebat juga, Pak Tujo dan Pak Felix, yang bersedia hadir menemani teman-teman di basis produksi Petani, untuk pelatihan di hari tersebut. Sedangkan dari DPC Petani Kab. Sleman, diwakili oleh Sri Astuti.
Dalam pelatihan, Ketua DPC Petani Kab. Kulonprogo Wiwit Suroto menjelaskan bagaimana budidaya lidah buaya yang baik, media tanam yang digunakan, perawatan, bagaimana memanen lidah buaya, dan serba-serbi lidah buaya. Lidah buaya merupakan tanaman ajaib (miracle plant) karena kaya manfaat bagi kesehatan. Sedangkan olah produknya dapat berupa cendol, setup, teh, kosmetik penghalus kulit, sabun dan sebagainya.
Pada pelatihan ini, yang dipraktekkan adalah membuat setup lidah buaya, hal yang harus diperhatikan adalah cara mengambil dagingnya agar tidak terasa pahit, ada teknik khusus yang sederhana, yaitu dengan menggunakan sendok bebek.
Di sela pelatihan, Petani juga melakukan sosialisasi program yang dimiliki, berbagi tentang hal-hal yang sudah, sedang dan akan dilakukan. “Petani itu harus bisa menanam, bisa mengolah dan bisa menjual (iso nandur, iso olah, iso adol).” tutur Wiwit.
Hari ini Petani juga menitikberatkan sosialisasi Sekolah Petani di basis produksi Petani dan program inovasi desa. Secara organisasi, Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani), merupakan salah satu organisasi/lembaga yang sudah masuk dalam Direktori P2KTD, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kab. Sleman, dan diberikan wewenang untuk melakukan pemberdayaan di bidang sumber daya manusia pada tahun 2018.
Oleh karena itu, DPC Petani Kab. Kulon Progo dan Kab. Sleman dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa sebuah program di basis produksi Petani harus menggali potensi kearifan lokal yang ada serta menggali hal-hal baru, seperti halnya lidah buaya.
Dalam penyusunan anggaran desa, sebelumnya akan ada Musyawarah Dusun yang akan dibawa ke Musyawarah Desa dan ke jenjang lebih tinggi, maka Petani menyarankan program yang diinginkan tersebut dapat diusulkan ke dalam musyawarah dusun sehingga dapat dianggarkan, dan dapat selaras dengan Program Inovasi Desa Petani. Pendekatan yang dilakukan oleh Petani ini, merupakan pendekatan yang dilakukan dari dua sisi yang strategis, yaitu pendekatan di basis produksi (bottom up) dan pendekatan di pemegang kebijakan (top down) sehingga dapat sinkron antara keduanya.
Pada akhir pelatihan, diadakan diskusi bersama dengan masyarakat Petani Kopen karena memiliki keinginan yang sama untuk membuat Sekolah Petani di sentra basis produksi Petani. Diwakili oleh ibu Ariyati dan ibu Siti Yuningsih, menyatakan bahwa akan menindaklanjuti pelatihan dan pembentukan Sekolah Petani.
(Red: Bidang Propaganda dan Jaringan-DPC Petani Kab. Sleman)
