Berita PetaniPetani Praktek Lapangan Olah Lahan 3 Langkah

Petani Praktek Lapangan Olah Lahan 3 Langkah

Registrasi peserta :

petani.id – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan kegiatan praktek lapangan di Laboratorium Petani di dusun Jambon, Sambiroto, Nanggulan, Kulon Progo. Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut kelas budidaya cabe berbasis ekologis oleh Farmer Joemadiyanto selaku Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan DPW Petani DIY yang dilaksanakan bulan Oktober 2018.

“Tantangan terbesar dalam budidaya tanaman hortikultura adalah tanaman cabe. Ketika kita dapat menguasainya dengan baik maka tanaman apa pun dapat kita taklukan. Mengapa? Karena tanaman cabe sangat rentan penyakit dan rentan terhadap cuaca.” jelasnya om Joe sapaan akrab dari Farmer Joemadiyanto.

Berdasarkan pengalaman om Joe, kunci utama dalam budidaya cabe adalah pengolahan lahan. Pengolahan yang diterapkannya adalah sistem olah lahan 3 langkah.

Dalam sistem ini, digunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam/ burung puyuh dan kotoran kambing. Di lahan Sambiroto, tidak diperlukan penggunaan dolomit karena karakter tanah yang berkapur. Untuk mendapatkan hasil maximal, maka diperbolehkan penggunaan pupuk kandang yang maximal pula, semakin banyak maka semakin baik.

Selanjutnya kotoran ayam dan kambing difermentasi pada lahan tanam, dengan menggunakan formula tricoderma, Pupuk Petani I, II, dan III sebagai microbacternya. Tujuannya, agar tanaman mendapat makanan yang sudah siap dikonsumsi dan sebagai sarana pencegahan penyakit secara preventif.

Setelah selesai pembelajaran sistem olah lahan 3 langkah, Petani juga diajarkan untuk membuat pupuk sendiri, yang saat ini lebih dikenal dengan Joe’s Formula. Hal ini diperlukan untuk mengedukasi Petani agar ketergantungan terhadap pupuk kimia berkurang, bahkan bisa dikikis habis.

Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk juga mudah didapatkan karena berada sekitar kita. Keuntungan yang akan didapatkan petani pun lebih banyak karena biaya produksi dapat ditekan, tanah menjadi semakin subur dan produk yang dihasilkan pun lebih sehat. Inilah yang disebut dengan pertanian berbasis ekologis.

(Red : Divisi Propaganda dan Jaringan-DPW Petani DIY.)

- Advertisement -spot_img

More From UrbanEdge

Webinar “Literasi dalam Menjaga Kesehatan Mental Gen Z dan Milenial”

petani.id - Dalam rangkaian peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap...

PETANI BOGOR RAYA BERSAMA DEMFARM MENJANGKAU MILENIAL MENJAGA KETAHANAN PANGAN

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Bogor, 01/12/2023). Dalam rangka memperingati...

PETANI Apresiasi Positif Keinginan Capres Ganjar Pranowo Mendata Petani

petani.id – (#SDMPetaniUnggul – Jakarta, 06/11/2023). Dewan Pimpinan Nasional...

KEDAULATAN PANGAN UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT INDONESIA

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Artikel - Jakarta, 30/09/2023). Kedaulatan...

Jerit Luka Petani Di Hari Tani Nasional

Jerit Luka Petani Di Hari Tani Nasional (Sajak: Tora Kundera) Petani...

Ancam Tempuh Jalur Hukum. PETANI : Belum Berkuasa Saja Sudah Intimidasi Rakyat!

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Jakarta, 13/09/2023). Menanggapi pernyataan Ketua...

KISAH BUKU MIJIL, IN MEMORIAM NIRWAN AHMAD ARSUKA DAN HARI LITERASI INTERNASIONAL

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Semarang, 10/09/2023). BEDAH BUKU MIIJIL...
- Advertisement -spot_img
WhatsApp chat