petani.id – (Sleman, 16/03/2019). Sekolah Petani Muda Darllos (SPMD) salah satu badan otonom Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) Kabupaten Sleman menyelenggarakan kelas di basis produksi yang berada di Dusun Pelem, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kelas ini merupakan kegiatan yang berkesinambungan dengan kelas yang telah dilaksanakan SPMD milik Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Petani Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kelompok Petani Gayatri sebagai inisiator budidaya enthog memberikan materi budidaya enthog sebagai narasumbernya, dan DPW Petani DIY diwakili oleh Sri Astuti. Narasumber yang hadir adalah Dr. Atris Suyantohadi, STP., MT., Ir. Gatot Nur Singgih, H. Ari Indrotomo dan Yunianta Muhammad Noor.
Seorang anggota Petani, bernama Try Dadi W, yang telah mengikuti kelas ini di SPMD milik DPW PETANI DIY merasa sangat tertarik dan tergugah mengajak masyarakat dilingkungannya untuk mengenalkan budidaya enthog dengan cara yang lebih baik, karena masyarakat di daerahnya masih melakukan budidaya, dengan hanya mengumbarnya saja.
Kelas kemudian dilanjutkan, Dr. Atris Suyantohadi, STP., MT mengatakan, “Petani dapat sejahtera jika bergerak bersama. Korporasi akan takut jika Petani bersatu. Mengapa budidaya enthog ini dipilih oleh kelompok Gayatri? Karena memang belum ada pemain besarnya sehingga menjadi peluang besar untuk dilakukan budidaya daripada unggas lainnya. Dan jangan hanya berhenti di budidaya saja, ke depan bisa menggarap aneka olahannya karena pasar masih sangat terbuka.” katanya.
“Sukses itu harus dipaksa. Harus ada keinginan kuat untuk maju. Jika bersama bergerak maka semua akan lebih mudah, dan memang harus mengikuti perkembangan tekhnologi baik dalam budidaya, pengolahan maupun pemasaran.” tambah Ketua Kelompok Petani Gayatri Ir.Gatot Nur Singgih Harjanto memberilan motivasi kepada para Petani yang hadir saat itu.
Di Kelompok Petani Gayatri memang personelnya memiliki keahlian yang cukup lengkap. Mengenai maintenance / perawatan budidaya di Kelompok Petani Gayatri dipegang oleh H. Ari Indrotomo. Beliau menerangkan bahwa budidaya enthog, dapat memilih untuk pembibitan atau penggemukan.
Dalam penggemukan enthog diperlukan perlakuan khusus agar ada percepatan pertambahan berat badan. Di Kelompok Petani Gayatri pakan yang digunakan memanfaatkan limbah rumah tangga/apa yang ada di sekitar lingkungan kemudian difermentasi, sehingga biaya produksi akan lebih murah. Selanjutnya Muhammad Yuni Noor menjelaskan bahwa pendampingan akan dilakukan dari mulai cara budidaya, sampai dengan pemasarannya.
Para peserta ternyata cukup antusias dengan gambaran budidaya yang dipaparkan. Yang menarik adalah mengenai bagaimana nanti tentang permodalannya? Kelompok Petani Gayatri menanggapi bahwa masalah modal, sebenarnya tidak sulit jika sudah ada usaha, karena ada banyak sumber yang bisa digarap.
Dimana salah satunya DPW Petani DIY yang saat ini bekerjasama dengan PT. Telkom Indonesia Witel Yogyakarta, juga siap untuk mensupport kegiatan Petani di basis produksi. Oleh karena itu perlu didorong kemajuan budidaya enthog sebagai pilot project, yang diharapkan akan dapat dikembangkan di daerah lain. Pendampingan perlu dilakukan secara menyeluruh, dari hulu sampai hilir.
Saat ini DPW Petani DIY sebagai salah satu pendamping desa dalam Program Inovasi Desa (PID) Kementerian Desa, Transmigrasi dan Daerah Tertinggal selalu berusaha mendorong kemajuan Petani dengan melalui dua jalur yaitu dari bawah ke atas (bottom up) dan dari atas ke bawah (top down).
Jalur bottom up dilakukan dengan pendampingan Petani secara langsung, dengan adanya dana desa maka masyarakat termasuk Petani dapat manfaatkannya dengan memberikan masukan dalam musyawarah dusun dan musyawarah desa agar apa yang diinginkan Petani bisa mendapatkan porsi anggaran baik berupa pelatihan maupun permodalan.
Sedangkan jalur top down, dilakukan dengan memberikan masukan kepada para pemangku keputusan baik legislatif dan eksekutif termasuk pemerintah desa agar dapat memberikan perhatian kepada Petani.
-. Redaksi: Departemen Propaganda.
-. Laporan / Liputan: Biro Propaganda dan Jaringan – DPW Petani DIY.
-. Editor: Bidang Propaganda dan Jaringan – Dewan Pimpinan Nasional Petani.
