petani.id – (Laporan Utama, 03/03/2019). Permasalahan yang dialami Petani bawang merah di Kabupaten Brebes beberapa minggu terakhir ini menjadi pemberitaan hangat baik di media massa mainstream seperti televisi maupun media online. Hal ini cukup mengelitik pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memberikan solusi dan solidaritas tentang permasalahan tersebut.
Berdasarkan pemberitaan yang ada, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura (Ditjen Horti) Kementerian Pertanian (Kementan), Dr. Prihasto Setyanto menerangkan bahwa masalah Petani bawang merah Brebes adalah harga jual, pupuk dan peptisida yang mahal, serta turunnya kualitas lahan. Dia juga menekankan pentingnya penyelesaian bawang merah Brebes secara holistik. Menurutnya, masalah bawang merah di Brebes sudah berlangsung lama dan permasalahannya itu itu saja yaitu seputar harga, OPT, pestisida dan turunnya kualitas lahan.
“Petani menjerit karena harga yang turun saat panen raya, belum lagi maraknya penjualan pestisida palsu, dan perilaku atau kebiasaan petani yang suka mengoplos pestisida. Fenomena ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan perlu ada tindakan-tindakan agar yang bersifat holistik untuk menyelesaikan permasalahan ini,” ujarnya (Sumber: TribunJateng.com, Minggu 03/02/2019).
Hal tersebut senada dengan pernyataan Ketua Umum Petani Satrio Damardjati, SP., yang bersama dengan salah satu badan otonom Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Petani, Kepala Laboratorium Kedaulatan Pangan dan Agribisnis Kerakyatan (Lab.KPAK) Petani Unit Riau Sahat Mangapul Hutabarat, yang saat itu melakukan ‘Sarasehan Potensi Benih Lokal Bawang Merah’ yang diadakan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Petani Kabupaten Brebes di Dukuh Curug, Kelurahan Kedungbokor, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes (Sabtu, 26/01/2019).
Sekretaris DPW Petani DIY Asti Irwandiyah mengatakan, “Petani memiliki visi mewujudkan Kedaulatan Pangan Berbasis Kearifan Lokal dan Agribisnis Kerakyatan. Sedangkan misi Petani antara lain adalah Gerakan Nasional Lumbung Benih Tani Mandiri dan Gerakan Nasional Konsumsi Pangan Sehat. Bahwa berdasarkan visi dan misi Petani tersebut, DPW Petani DIY menerjemahkannya dengan Pertanian berbasis Ekologi yang berkelanjutan.” katanya kepada petani.id di Griya UKM Online Telkom Kentungan, Sleman, DIY (Minggu, 10/02/2019) didampingi oleh Ketua DPW Petani DIY Anggit Bimanyu dan Bendahara DPW Petani DIY Aknes Eni Suryani.
Lalu, apa hubungannya dengan masalah yang dialami Petani bawang merah di Kabupaten Brebes?
Lebih lanjut dalam kelas kelembagaan di Sekolah Pemuda Muda Darllos (SPMD)-DPW Petani DIY, Asti menjelaskan, “Hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) tahun 2018 lalu, Petani memiliki 3 badan otonom yang dibawah DPW ataupun DPC seperti Warung Petani, SPMD, Pos Advokasi Hukum dan HAM Petani, yang dapat menjawab permasalahan Petani tidak terbatas hanya pada Petani bawang merah saja. Warung Petani sebagai sarana pemasaran, SPMD sebagai tempat pendidikan bagi Petani yang meliputi berbagai ilmu, dan tidak terbatas pada ilmu pertanian saja, sedangkan PAHAM Petani adalah sebagai sarana advokasi masalah-masalah yang dihadapi Petani, baik masalah hukum maupun masalah kebijakan pemerintah.” jelasnya Asti.
Asti menambahkan, “Masalah Petani bawang merah di Kabupaten Brebes, sebenarnya sama dengan Petani bawang merah di Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul, DIY. Akan tetapi melalui SPMD-DPW Petani DIY, Petani diberikan pengetahuan membuat pupuk, pestisida, pengolahan lahan yang baik. Hal ini dimaksudkan agar ketergantungan terhadap produk kimia lambat laun berkurang dan dapat dikikis, kemudian beralih kepada pupuk organik yang berbasis ekologi dan lahan pun membaik. Selain itu, biaya produksinya pun dapat ditekan namun menghasilkan produk yang lebih baik. Dengan terkikisnya penggunaan produk kimia, maka pemasaran untuk kelas menengah atas pun dapat ditembus. Disinilah peran Warung Petani, tentunya Petani di basis produksi pun harus kompak dan bekerja sama mewujudkannya. Lalu bagaimana dengan PAHAM Petani? Petani dapat memberikan solusi atau pun sebagai jembatan antara Petani di basis produksi dengan pemerintah atau pun masalah non struktural. Apabila dihubungkan dengan masalah Petani bawang merah di Brebes, maka Petani (red: DPW Petani Jawa Tengah dan DPC Petani Kab.Brebes) sebagai kontribusi positif dapat menjembatani sebagai pendamping budidaya di basis produksi yang dapat disupport oleh pemerintah, Kementrian Pertanian pada khususnya.” tambahnya.
“Pemerintah dapat bekerjasama dengan berbagai stakeholder (pemangku kepentingan) untuk membuka atau mengubah cara berpikir petani di basis produksi. Siapa para stakeholder itu? Yaitu Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, para penyuluh pertanian, tokoh masyarakat, perangkat desa, dan Petani itu sendiri sebagai pelaku pertanian, para pemasar produk pertanian, lembaga yang peduli terhadap masalah pertanian dan Petani. Masing-masing pihak-pihak dapat memberikan support/dukungannya sesuai kapasitasnya.” tutup Asti.
(Red : Biro Propaganda dan Jaringan-DPW Petani DIY)