petani.id – (#SDMPetaniUnggul, Purworejo – 17/07/2023). Bendahara Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (PETANI) Kabupaten Purworejo Haji Faoqi Hakim menyampaikan beberapa keluhan perizinan sarana produksi pertanian-perikanan saat ditemui tim redaksi petani.id di Komunitas Cah Tambak Desa Munggangsari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah (13/072023).
“Pertama terkait izin usaha pupuk organik cukup mahal sehingga harga pupuk organik cukup mahal, dan mengakibatkan ketergantungan pada pupuk subsidi begitu tinggi, seakan – akan kemahalan pupuk organik adalah menganjurkan PETANI untuk bertahan pada pupuk subsidi., Yang kedua di sisi lain penjualan produksi pertanian organik juga tidak menggunakan mekanisme pasar namun mekanisme harga yang berdasarkan sertifikasi pelabelan. Sedangkan kalau memang biaya penggunaan pupuk organik itu hemat biaya mengapa harus menjual dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar. Padahal harga ditentukan dengan diperolehnya keseimbangan permintaan dan penawaran. Dan mengapa jika PETANI yang menjual hasil pertanian organik mampu memberi kualitas yang lebih baik akan memilih produksi PETANI organik. Ada banyak hal yang mendorong PETANI bergantung dengan subsidi. Apakah subsidi itu untuk kepentingan PETANI ? Yang jelas pasti kepentingan subsidi justru bukan kepentingan PETANI.” jelas Bendahara DPC PETANI Kab. Purworejo Haji Faoqi Hakim.
Bendahara DPC PETANI Kab. Purworejo Haji Faoqi Hakim juga menerangkan, bahwa hal tersebut dikatakan berlaku pula bagi PETANI Pembudidaya Ikan Tambak yang membudidayakan udang Faname dengan panen rata – rata 3,5 sampai dengan 4 ton per panen dengan harga Rp. 80.000,00 per kg dan begitu pula 5 ton nila laut per panen dengan harga Rp. 30.000,00 per kg. Dibutuhkan sekitar 200.000 bibit udang setiap musim tanam.
“Menggunakan teknik bioflok untuk budidaya udang Faname dan Nila laut dengan membuat sendiri mikroba bioflog ratusan liter untuk menggurai Nitrat pada air dan nitrogen yang bisa menjadi pupuk Pitho Plankton guna meningkatkan kualitas protein dan pakan ikan yang tidak menimbulkan racun pada udang Faname dan Nila Laut. Beberapa persoalan PETANI Pembudidaya Ikan Tambak juga menjadi permasalahan yang hadapi seperti modal, konsistensi supply bibit, pakan yang dibutuhkan mencapai kira – kira butuh 30 ton per musim tanam.” terang Bendahara DPC PETANI Kab. Purworejo Haji Faoqi Hakim.
Bendahara DPC PETANI Kab. Purworejo Haji Faoqi Hakim juga menambahkan persoalan biaya produksi terutama energi begitu sulitnya masyarakat PETANI pelosok mendapatkan BBM bersubsidi di pelosok dan pedesaan dibanding dengan kesempatan oleh pengguna jalan tol yang mudah memperoleh bahan bakar bersubsidi seperti Solar dan Pertalite di SPBU Pertashop rest area, sedangkan di pertashop pedesaan hanya tersedia BBM tidak bersubsidi hal ini meningkatkan biaya produksi traktor untuk PETANI dan bahan bakar untuk PETANI Penangkap Ikan (red : Nelayan). Belum lagi persoalan penjualan bahan bakar ilegal bersubsidi yang tidak ditertibkan dan dilakukan tindakan tegas oleh Pertamina dan Kementrian ESDM.
•> Liputan / Laporan : Biro Propaganda & Jaringan – DPW PETANI Jawa Tengah.
•> Redaksi : Departemen Propaganda – Dewan Pimpinan Nasional PETANI.Â
•> Editor : Bidang Propaganda & Jaringan – Dewan Pimpinan Nasional PETANI.