petani.id – (Semarang – Rabu, 14/08/2019). Ketua Umum Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) Satrio Damardjati mengapresiasi langkah Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang mencopot pejabat eselon II, III dan IV yang terlibat kasus suap izin impor komoditi bawang putih yang menjerat legislator dari Komisi VI DPR, I Nyoman Dhamantra.
“Kami sangat mengapresiasi langkah tegas Mentan dengan mencopot seluruh pejabat Eselon II, III dan IV yang terkait dalam kasus impor bawang putih di lingkup Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura – Kementerian Pertanian (Kementan) terkait dengan verifikasi dokumen izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) yang dimana salah satunya 5 % wajib tanam bawang putih dari jumlah kuota impor.” kata Ketua Umum Petani Satrio Damardjati saat ditemui di sela-sela acara Temu Koordinasi Teknis Penguatan Kelembagaan Nelayan Tahun 2019 Wilayah Tengah – Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) di Semarang, Provinsi Jawa Tengah (Rabu, 14/08/2019).
Terkait rekomendasi impor, Ketua Umum Petani menjelaskan bahwa dirinya beberapa kali dikontak dan didatangi oleh pengusaha – pengusaha impor produk pangan seperti bawang putih, bawang merah, ayam, gula rafinasi dan lain – lainnya. Bahkan sebelumnya Ketua Umum Petani juga pernah dipertemukan oleh perwakilan salah satu importir produk pangan. Akan tetapi, Ketua Umum Petani menantang para importir pangan khususnya importir komoditi bawang putih tersebut untuk bermitra kepeda Kelompok – kelompok Petani di basis produksi menanam minimal 10 % sampai 20 % (red: persen) dari jumlah kuota para importir tersebut dan melakukan pembinaan mulai dari pengolahan sampai pemasaran hasilnya. Karena Petani melalui dan di bawah pengawasan Lab. KPAK Petani Unit Tulungagung sudah mengembangkan serta budidaya bawang putih lokal.
“Sebelumnya saya sudah berkomunikasi banyak dengan mas Suwandi Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura sebelum digeser menjadi Dirjen Tanaman Pangan, beliau mengatakan akan survai langsung ke lapangan jika memang importir bawang putih bermitra langsung dengan Kelompok – kelompok Petani di basis. Kami (red: Petani / Dewan Pimpinan Nasional Petani) berkomunikasi dan memiliki hubungan baik dengan beliau (red: Dr. Suwandi) maupun dengan Dirjen-dirjen Hortikultura sebelumnya. Selalu diskusi tentang perkembangan hortikultura saat ini ataupun ke depannya. Masih banyak yang harus dibenahi mengenai sistem pangan dan eksekusi sektor Pertanian termasuk merubah pola pikir dan mental para Aparatur Sipil Negara (ASN) terkait. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama.” jelas Ketua Umum Petani.
Dr. Suwandi yang saat ini menjabat sebagai Dirjen Tanaman Pangan saat di konfirmasi mengatakan bahwa sehari sebelum Operasi Tangkap Tangan (OTT) tersebut sempat berkomunikasi via telpon dengan Ketua Umum Petani membahas evaluasi produk hortikultura, importir – importir produk hortikultura dan juga diskusi rencana kedepannya sektor Tanaman Pangan seperti penangkaran benih tanaman pangan Petani.
“Ya saya sering diskusi via telpon ataupun WA dengan beliau (red: Ketua Umum Petani). Banyak hal yang kami diskusikan tentang komoditi hortikultura, seperti agribisnis bawang putih, kami sepakat sebenarnya budidaya bawang putih bisa menguntungkan bagi Petani Pembudidaya Bawang Putih jika salah satunya importir – importir tersebut tidak nakal dan berjalan sesuai prosedural yang berlaku. Karena sekarang kami sudah di Tanaman Pangan, salah satu tindak lanjut saya sempat kirim pesan ke beliau mengundang rekan-rekan Dewan Pimpinan Nasional Petani untuk hadir dalam acara Rapat Koordinasi Produsen Benih Dalam Rangka Penyediaan Benih Tanaman Pangan Hasil Produksi Dalam Negeri Hari Senin 12 Agustus 2019 kemarin.” tutup Suwandi Dirjen Tanaman Pangan Kementan yang baru ini.
-. Redaksi: Departemen Propaganda.
-. Liputan / Laporan: Tim Departemen Propaganda.
-. Editor: Bidang Propaganda & Jaringan – DPN Petani.