Berita petani.id Jawa TengahKetua DPW Petani Jateng: Petani Pembudidaya Ternak Ayam Mikro Harus Siap Hadapi...

Ketua DPW Petani Jateng: Petani Pembudidaya Ternak Ayam Mikro Harus Siap Hadapi Corporasi Pembudidaya Ternak Besar

petani.id – (Semarang,29/06/2019). Dalam hal menghadapi rendahnya isu harga ayam pedaging yang tembus harga di bawah Rp, 10.000 per kg mendapat tanggapan oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) Jawa Tengah Dumadi Tri Restiyanto.

“Kalau harga rendah di kalangan Petani Pembudidaya Ternak Ayam khususnya Ayam Pedaging dan tetap mahal di tingkat konsumen saat ini belum ada masukan dan keluhan dari anggota Petani Pembudidaya Ternak Ayam khususnya Ayam Pedaging, namun jika harga turun adalah merupakan dalam skala produksi, namun secara keuntungan dan harga cukup memprihatinkan. Hal ini juga merupakan dampak inovasi Petani Pembudidaya Ternak Ayam karena harga pakan yang tinggi telah mampu ditekan Petani Pembudidaya Ternak Ayam dengan kemampuan menggunakan limbah sayuran menjadi magot untuk pakan ternak terutama unggas. Dan juga penemuan di kalangan Petani Pembudidaya Ternak Ayam khususnya Ayam Pedaging untuk menghasilkan campuran pakan fermentasi dan mampu menghasilkan ayam pedaging non kolesterol. Karena perkembangannya peternakan ayam pedaging yang dulu dimonopoli oleh pemodal besar sebagai mitra dan Petani Pembudidaya Ternak Ayam khususnya Ayam Pedaging dengan menyediakan tempat dgn kapasitas diatas 5000 ekor dengan bisa harga dipatok untuk harga Rp. 18.000,- meski harga mencapai Rp. 50.000,- per kg. Oleh karena itu Petani Pembudidaya Ternak Ayam melakukan inovasi dengan menggunakan pakan ternak fermentasi atau larva magot dengan memungkinkan Petani Pembudidaya Ternak Ayam mampu melihara ayam pedaging yang rendah kolesterol dengan sekala kecil di bawah 1000 ekor. Peternakan ini adalah merupakan sambilan namun mampu mengatasi kelangkaan pupuk.” kata Dumadi Tri Restiyanto kepada tim petani.id di Semarang (29/06/2019).

Dumadi juga menjelaskan, seperti arahan dari Ketua Umum Petani Satrio Damardjati bahwa dalam menghadapi persaingan pasar dengan pesaing yang berkapital besar belum siap saat ini, karena Kelompok Petani Pembudidaya Ternak Ayam khususnya Ayam Pedaging dan peluang pasar belum tercipta dengan masif, kuat dan struktur sehingga pedagang besar yang memiliki modal besar dan bermain cukup lama dengan jaringan yang lebih luas.

Namun Petani Pembudidaya Ternak Ayam khususnya Ayam Pedaging tidak perlu kuatir karena jumlah yang tidak besar memiliki keluwesan dalam pemasaran. Atau menahan dengan tidak menjual sampai opini terbangun di kalangan konsumen dan tidak mau membeli ayam pedaging dengan harga yang jauh dengan harga Petani Pembudidaya Ternak Ayam khususnya Ayam Pedaging harus semakin inovatif dalam memasarkan produk mereka, sehingga terjadi keseimbangan konsumen dan produsen dengan harga baru yang tidak merugikan Petani Pembudidaya Ternak Ayam Pedaging dan konsumen.

“Pertanian adalah cabang ekonomi mikro bukan makro sehingga terjadi fluktuasi harga konsumen yang menjadikan surplus produsen dan konsumen akan tercapai didukung bahwa terjadinya asentri informasi telah terkikis dengan dunia informasi yang makin cepat dan terbuka. Disamping terjadi keseimbangan baru oleh Petani Pembudidaya Ternak Ayam terutama pedaging konsumen harus diberi kesadaran bahwa pentingnya membeli ayam yang rendah kolesterol dengan sederhana yaitu mencoba mengambil sampel potongan ayam yang dimasukkan ke air kemudian diberi dengan obat merah atau betadin, jika hitam pekat dan banyak lemaknya kurang baik untuk dikonsumsi. Perkembangan teknologi fermentasi juga meningkatkan produksi daging yang lain seperti sapi, kambing, kerbau, bebek, mentok dan ikan yang lebih cepat dari teknik konvensional. Sehingga wajar harga terjadi penurunan harga, namun konsumen juga perlu diberikan kesadaran dan informasi harga ini.” jelas Dumadi.

Dumadi menambahkan, disamping itu mengingat bahwa harga gabah dan beras yang rendah Petani juga harus berinovasi dengan penggunaan pupuk organik, sehingga Petani yang bertahan dengan pupuk kimia akan tersingkir. Dan pihak BULOG seharusnya membuat kebijakan baru agar harga gabah bervariasi disamping kadar rendemen juga kadar organik dalam padi atau gabah, karena beras organik tidak cepat membusuk apabila disimpan dalam waktu lama, tidak seperti beras yang tinggi kadar pupuk kimia.

“Petani harus mampu beradaptasi dengan produksi, sehingga secara alami tidak perlu embargo yang berlebihan di era pasar bebas, tetapi membangun budaya panjang dan sehat berbasis ekologi yang tidak mampu dimasuki barang pertanian yang diimpor. Pemerintah dan dunia usaha harus mampu menangkap peluang ini dengan industri pengolahan baik berupa koperasi, PMDN dan BUMN yang mampu merespon perkembangan produk pangan langsung dari Petani.” tambahnya Dumadi.

-. Redaksi: Departemen Propaganda.
-. Liputan/Laporan: Biro Propaganda dan Jaringan – DPW Petani Jawa Tengah.
-. Editor: Bidang Propaganda dan Jaringan – Dewan Pimpinan Nasional Petani.

 

spot_img

Surat Keputusan Nomor: 017/CEO/SK/PETANI.ID/XII/2024

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Jakarta, 01/01/2025). Surat Keputusan Nomor:...

INFO LOWONGAN KERJA

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Info Lowongan Kerja - Jakarta,...

Terima Kasih Dewan Ketahanan Nasional, Selamat Bertugas dan Sukses Dewan Pertahanan Nasional

petani.id – ( #SDMPetaniUnggul – Editorial – Jakarta, 24/12/2024)....

PERTANIAN ZERO INPUT

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Liputan - Jakarta, 09/12/2024). Dalam...

Kolaborasi KemenUMKM, Petani Kabupaten Bogor Gelar Pelatihan Vokasi Pengembangan SDM Sektor Kuliner

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Bogor, 02/12/2024). Dewan Pimpinan Cabang...

Kawal Makan Bergizi Gratis, PETANI: Ingat Pencanangan Misi Gerakan Nasional Konsumsi Pangan Sehat!

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Liputan - Jakarta, 15/10/2024). Dewan...

Impor 1 Juta Ekor Sapi? PETANI: Ingat Manifesto Kampanye Nasional GERAKAN SUSU UNTUK ANAK INDONESIA SEHAT DAN CERDAS!

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Liputan - Jakarta, 12/10/2024). Dewan...
spot_img
WhatsApp chat