petani.id
  • Beranda petani.id
  • Video Petani.id
  • Berita Petani Id
    • Berita Petani
    • Berita petani.id Bali
    • Berita petani.id DKI
    • Berita petani.id Jawa Barat
    • Berita petani.id Jawa Tengah
    • Berita petani.id Jawa Timur
    • Berita petani.id Kota Dumai
    • Berita petani.id Nasional
    • Berita petani.id Sulawesi Tengah
    • Warung Petani
  • Profil
    • PERATURAN ORGANISASI PERSAUDARAAN MITRA TANI NELAYAN INDONESIA Nomor: 006/A-3/PO/PETANI/I/2019
  • Biro Iklan petani
  • #7510 (tanpa judul)
  • #7513 (tanpa judul)
No Result
View All Result
  • Beranda petani.id
  • Video Petani.id
  • Berita Petani Id
    • Berita Petani
    • Berita petani.id Bali
    • Berita petani.id DKI
    • Berita petani.id Jawa Barat
    • Berita petani.id Jawa Tengah
    • Berita petani.id Jawa Timur
    • Berita petani.id Kota Dumai
    • Berita petani.id Nasional
    • Berita petani.id Sulawesi Tengah
    • Warung Petani
  • Profil
    • PERATURAN ORGANISASI PERSAUDARAAN MITRA TANI NELAYAN INDONESIA Nomor: 006/A-3/PO/PETANI/I/2019
  • Biro Iklan petani
  • #7510 (tanpa judul)
  • #7513 (tanpa judul)
No Result
View All Result
petani.id
No Result
View All Result
Home Berita petani.id Jawa Barat

Kementan Perkuat Kewaspadaan Dini mencegah masuknya penyakit African Swine Fever (ASF) pada Babi

petani.id by petani.id
20 Oktober 2019
in Berita petani.id Jawa Barat
0
Kementan Perkuat Kewaspadaan Dini mencegah masuknya penyakit African Swine Fever (ASF) pada Babi
0
SHARES
487
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

petani.id – (#SDMPetaniUnggul – Bogor, 19/10/2019). “Tindakan kewaspadaan dini terhadap penyakit ASF harus segera diwujudkan dalam bentuk tindakan teknis yang meliputi: Surveillans, pengamatan, investigasi serta pelaporan cepat dan pengamanan cepat.” tegas Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) – Kementerian Pertanian (Kementan) Drh. I Ketut Diarmita saat menjadi keynote speech seminar ‘International Seminar African Swine Fever‘ di Bogor, Provinsi Jawa Barat (Sabru, 19/10/2019).

 Ketut menjelaskan Kementan terus berupaya meningkatkan kewaspadaan dini dalam melakukan pencegahan penyebaran wabah penyakit ini. Langkah terpenting menurut Diarmita adalah pemerintah siap melakukan langkah cepat dan eksekusi bila penyakit ini terjadi.

”Upaya yang dilakukan selama ini sebenarnya sudah tepat. Dalam mengamati perkembangan penyakit yang sangat cepat dan telah mendekati perbatasan wilayah Negara Republik Indonesia, potensi ancaman masuknya penyakit ini ke Indonesia sangatlah besar. Terkait dengan kondisi tersebut, tindakan kewaspadaan dini terhadap penyakit ini harus segera dilakukan dalam bentuk tindakan teknis. Sistem pelaporan kasus sangat penting, meliputi: Dinas yang mempunyai tugas dan fungsi kesehatan hewan, Balai Veteriner dan Karantina dalam melakukan fungsi pengawasan lalu lintas hewan dan produknya.” jelas Dirjen PKH Ketut Diarmita.

Ketut mengatakan bahwa ASF sangat menular pada ternak babi dan babi hutan, serta menyebabkan kematian yang tinggi, (mortalitas sampai 100 %) walaupun demikian penyakit ini tidak bersifat Zoonosis namun dampaknya terhadap kerugian ekonomi yang tinggi, akan sangat merugikan Petani Pembudidaya Ternak Indonesia termasuk wilayah terancam, mengingat populasi babi yang sangat tinggi di beberapa wilayah antara lain Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, NTT, Bali, Papua, dan Papua Barat, kurang lebih 8,5 juta ekor.

“Pemerintah telah menyiapkan pedoman kesiapsiagaan darurat veteriner ASF (Kiatvetindo ASF) dengan empat tahapan penanggulangan yaitu Tahap Investigasi, Tahap Siaga, Tahap Operasional dan Tahap pemulihan.” kata Ketut.

Sementara itu Direktur Kesehatan Hewan (Keswan), Ditjen PKH – Kementan Fajar Sumping CR. menambahkan bahwa hal lain yang perlu dilakukan adalah sosialisasi serta edukasi terhadap peternak terkait penyakit ASF di wilayah – wilayah berrisiko tinggi, membuat bahan komunikasi, informasi dan edukasi untuk di pasang di bandara. Pemantauan dan respon cepat terhadap kasus kematian babi yang dilaporkan melalui iSikhnas, membuat penilaian risiko masuknya ASF ke Indonesia sangat penting, sehingga membantu meningkatkan kewaspadaan dan langkah cepat dapat dilakukan segini mungkin.

“Badan Karantina Pertanian (Barantan) sendiri telah lakukan upaya antisipatif, diantaranya memperketat serta meningkatkan kewaspadaan pengawasan karantina di berbagai tempat pemasukan negara. Beberapa kali Barantan berhasil menggagalkan masuknya komoditas yang berpotensi membawa virus, seperti daging babi, dendeng, sosis, usus dan olahan babi lainnya.” tegas Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan – Kementan Agus Sunanto.

Agus menambahkan sebagai contoh, Karantina Pertanian Soekarno Hatta sepanjang 2019 hingga September, petugas karantina menahan komoditas potensial sebanyak 225,28 kg yang berasal dari barang bawaan penumpang. Selain melakukan pengawasan, Agus menjelaskan pihaknya merangkul semua instansi, baik di bandara, pelabuhan dan pos lintas batas negara, seperti Bea dan Cukai, Imigrasi, unsur airlines, agen travel serta dinas peternakan di daerah.

“Kementan telah mengitung potensi kerugian kematian akibat ASF. Apabila dihitung 30% saja populasi terdampak, maka kerugian peternakan babi dapat mencapai Rp. 7,6 T. Selain itu, Indonesia akan kehilangan pasar ekspor dan potensinya, baik untuk babi maupun produknya. Saat ini Indonesia memiliki banyak peternakan babi, dan merupakan salah satu pemasok utama bagi pasar Singapura.“ jelas Agus.

-. Liputan / Laporan: Tim Departemen Jaringan – Dewan Pimpinan Nasional Petani.

-. Redaksi: Departemen Propaganda – Dewan Pimpinan Nasional Petani.

-. Editor: Bidang Propaganda & Jaringan – Dewan Pimpinan Nasional Petani.

petani.id

petani.id

Related Posts

KemenkopUMKM Gandeng PETANI Kabupaten Bogor Bekerjasama Dengan BKR Bogor Raya Adakan Pelatihan UMKM Bidang Home Decor
Berita petani.id Jawa Barat

KemenkopUMKM Gandeng PETANI Kabupaten Bogor Bekerjasama Dengan BKR Bogor Raya Adakan Pelatihan UMKM Bidang Home Decor

20 Oktober 2022
Wakil Walikota Depok Ajak Kaum Muda Bertani Dengan Konsep Urban Farming
Berita Petani

Wakil Walikota Depok Ajak Kaum Muda Bertani Dengan Konsep Urban Farming

28 Januari 2022
Peran Serta Petani Kabupaten Bogor Dalam Pelatihan Ternak Ikan Lele Di Desa
Berita petani.id Jawa Barat

Peran Serta Petani Kabupaten Bogor Dalam Pelatihan Ternak Ikan Lele Di Desa

26 Januari 2021
Next Post
Petani Apresiasi dan Ingatkan Mentan Kabinet Indonesia Maju Tentang 7 Perintah Presiden!

Petani Apresiasi dan Ingatkan Mentan Kabinet Indonesia Maju Tentang 7 Perintah Presiden!

Pasar Merespon Negatif Pembantu Jokowi Yang Tidak Mewakili Suara Pemilih Mayoritasnya

Pasar Merespon Negatif Pembantu Jokowi Yang Tidak Mewakili Suara Pemilih Mayoritasnya

Kementan Tidak Memiliki Perencanaan Yang Matang Dalam Meningkatkan Produksi Pertanian

Kementan Tidak Memiliki Perencanaan Yang Matang Dalam Meningkatkan Produksi Pertanian

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

petani.id

Copyright © 2020 petani.id. All Rights Reserved.

https://petani.id

  • Redaksi petani.id
  • Kontak Petani
  • Kelembagaan Petani
  • Peraturan Organisasi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda petani.id
  • Video Petani.id
  • Berita Petani Id
    • Berita Petani
    • Berita petani.id Bali
    • Berita petani.id DKI
    • Berita petani.id Jawa Barat
    • Berita petani.id Jawa Tengah
    • Berita petani.id Jawa Timur
    • Berita petani.id Kota Dumai
    • Berita petani.id Nasional
    • Berita petani.id Sulawesi Tengah
    • Warung Petani
  • Profil
    • PERATURAN ORGANISASI PERSAUDARAAN MITRA TANI NELAYAN INDONESIA Nomor: 006/A-3/PO/PETANI/I/2019
  • Biro Iklan petani
  • #7510 (tanpa judul)
  • #7513 (tanpa judul)

Copyright © 2020 petani.id. All Rights Reserved.

WhatsApp chat