petani.id – (Artikel, 10/06/2019). Kita harus bangga karena hari lahir Pancasila telah kembali ditetapkan sebagai hari Besar Nasional oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. Karena saking bangganya saya mencoba menunggu pandangan Ideologi atau philosopy Grounslagh oleh para pemimpin negara dan tokoh masyarakat di era saat ini. Para tokohnya rakyat hari ini dan saat ini yang duduk sebagai pemimpin Partai Politik, Ormas, Pemimpin Universitas atau pejabat Negara, bahkan para anggota BPIP atau Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Sejauh mana pandangan dan Pemahaman mereka dalam mengkaji dan mendalami ajaran-ajaran Dan nilai-nilai yang terkandung dari pidato Bapak Pencetusnya Pancasila yaitu Presiden Sukarno pada tanggal 1 Juni 1945, atau hanya sekedar upacara kenegaraan dan pengibaran Sang Saka merah putih sebagai salah satu bentuk ceremonial kenegaraan sebagai syarat wajib sebagai penyelenggara negara.
Sekretaris Jenderal Majelis Pimpinan Sentral Gerakan Rakyat Marhaen (GRM) periode 2000-2005 almarhum Edy Sutarno pernah menyampaikan kepada saya pada saat kaderisasi rutin mengatakan bahwa Pengurai dan mengajarkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia cukup sensitif dan perlu pemahaman Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 serta mempelajari berbagai referensi-referensi yang mendukung baik ajaran-ajaran Bung Karno Sendiri atau berbagai pemahaman Pancasila yang Multi Tafsir.
Pancasila dalam perjalanan hidupnya sebagai dasar negara Indonesia yang merupakan filosofi Grounslagh atau dasar dari segala sumber hukum baik beberapa kesepakatan yang dicetuskan oleh BPUPKI dan PPKI, kemudian kembalinya Pancasila dan UUD 45 sebagai Dasar Negara pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959, kemudian ditumbangannya Presiden Republik Indonesia Ir. Sukarno juga diatas NAMAKAN hari kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965 oleh Rezim Orde Baru disusul dibentuk BP7 untuk merumuskan Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila serta Prokontra Diterapkannya Pancasila sebagai Ideologi negara dan P4 sebagai tafsir tunggal Pancasila di tahun 1945 meskipun pada sendiri memiliki berbagai Penyelewengan Ideologi dan hakekatnya Pancasila 1 Juni 1945 oleh Bung Karno menjadi Filsafat yang digunakan alat oleh Rezim Orde Baru untuk menjadikan P4 sebagai satu-satunya pedoman dengan berbagai bentuk pembelokan sejarah hari lahirnya Pancasila.
Dan berakibat buruk pasca tumbang nya Rezim Orde Baru dengan penghapusan P4 dengan berbagai media penyebaran baik propaganda berbentuk Penataran dan Santiaji dan oleh kelompok yang ingin merubah Pancasila sebagai dasar negara digunakan sebagai catatan untuk mendelegitimasi Pancasila dengan alasan asas tunggal. Namun Kesaktian Pancasila justru teruji sekarang bahwa Rakyat menghendaki Pancasila sebagai satu-satunya asas dan cita-cita bangsa Indonesia sesuai cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
Pancasila terbukti ampuh menyatukan seluruh rakyat Indonesia saat ini dari ancaman disintegrasi dimana Pancasila sungguh ampuh sebagai alat pemersatu menghadapi teorisme dan paham-paham yang ingin memecah belah Bangsa Indonesia dengan semangat GOTONG ROYONG yang merupakan perasan dari trisila yaitu sosio demokrasi, sosio nasionalisme dan Ketuhanan YME yang merupakan Perasan dari Pancasila yang terdiri dari lima sila.
Pancasila mampu membawa harapan cerah bangsa Indonesia disamping Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Kemanusiaan yang adil yang beradab yang mampu melahirkan generasi milenial yang mampu menciptakan teknologi, sains, seni dan budaya dengan watak Kerakyatan dalam bentuk demokrasi yang sesuai dengan nilai dan budaya luhur bangsa Indonesia. Mampu meningkatkan Kesejahteraan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia dengan peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan serta informasi dengan tidak terlepas dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam berbagai tuntunan hidup berbagai agama yang rukun dan saling menghormati.
Jadi dapat kita simpulkan Pancasila adalah satu-satunya atas untuk kehidupan berbangsa dan bernegara adalah keinginan seluruh Rakyat Indonesia. Dan merupakan hasil kesepakatan Demokrasi secara alami yang harus kita hormati. (Penulis: Dumadi Tri Restiyanto – Ketua DPW Petani Jawa Tengah).
-. Editor: Bidang Propaganda dan Jaringan – Dewan Pimpinan Nasional Petani.