Berita PetaniCatatan PETANI Go Digital Sebagai Kelas Menengah Produktif : PETANI Versus Oposisi...

Catatan PETANI Go Digital Sebagai Kelas Menengah Produktif : PETANI Versus Oposisi Kapitalisme

petani.id – Joseph E. Stiglitz menulis dalam bukunya ‘Making Globalization Work’ menyatakan Pendapat bahwa Pembangunan Amerika Serikat merupakan buah dari kapitalisme bebas adalah keliru. Bahkan hingga hari ini pemerintah ASIA memegang peranan utama dalam hal keuangan.

Pada abad 19, ketika perekonomian berpusat di bidang agraris, pemerintah menciptakan sistem yang menyeluruh tentang agricultural universities dan jasa penyuluhan. Globalisasi dan munculnya negara dunia ke tiga serta 70 tahun PBB menjadi wajah baru dunia. India sebagai negara pengagum demokrasi telah mampu mengatur distribusi konsumsi di Las Vegas dan beberapa daerah di Amerika Serikat dari jarak jauh berbasis ‘On Line’ sehingga mampu meningkatkan devisa India meski dampaknya pada konglomerat Mumbai India, tapi paling tidak masuknya dollar ke India akan membawa dampak perputaran ekonomi rakyat India, meski diterpa isu kesenjangan dan ketidak merataan. Di Rusia ‘Dokratisasi dan Glasnot Perestroika’ hanya berusia 5 Tahun sejak 1992 sampai 1998 dan kembali di kekuasaan sosialis di bawah kekuasaan Putin setelah mengalahkan Yeltsin dalam Pemilu, karena keterpurukan Rusia di Bawah Borist Yeltsin.

RRC telah mampu melakukan penghematan dimana rakyat tercukupi hidupnya dengan politik tirai bambu. Menggenjot Ekspor tapi menolak mengkonsumsi barang Impor. Bahkan Membuka investasi dengan upah buruh murah justru membuat kapok para investor dan berbalik alih teknologi dan mencaplok perusahaan asing dengan mampu mengekspor ke luar negeri barang barang elektronik murah dengan kualitas yang tidak kalah dengan negara lain.

Indonesia yang sempat disebut sebagai 5 macan Asia di awal tahun 1992 dengan propaganda pertumbuhan Ekonomi dengan transformasi dari negara pertanian menjadi Industri justru mengalami krisis moneter dan runtuhnya bank-bank swasta dan Perusahaan Besar dengan alasan kandungan impor tinggi. Sehingga harga hasil bumi membumbung tinggi. IMF bereaksi dengan membendung pertumbuhan pertanian Indonesia dengan rekapitalisasi perbankan agar terjadi stabil harga mengingat besarnya hutang swasta Indonesia ke lMF, sedangkan terancam ketidak mampuan membayar.
Kegagalan transformasi inilah yang menyatakan bahwa rakyat Indonesia miskin terutama di pedesaan dengan memberikan Jaring Pengaman Sosial , BLT dan sebagainya.

Penawaran kredit kepada PETANI agar memperoleh dana investasi. Namun di sisi lain pembangunan infrastruktur pedesaan berkembang cepat bahkan kepemilikan alat transportasi pedesaan berkembang pesat dan kepemilikan alat transportasi menjadi merata. Sedangkan alat komunikasi dan pemerataan jaringan seluler dan internet merambah ke seluruh pelosok desa. Pendidikan merata dan kesempatan kerja buruh tani yang semakin besar dengan upah semakin besar menyudutkan para tuan tanah dan PETANI. Sedangkan kesempatan buruh tani di sektor pertanian cukup besar ditambah kesempatan untuk bekerja di sektor konstruksi.

Kaum Tani kapitalis disibukkan mencari sumber kredit bahkan investasi sampai bantuan pemerintah. Namun hal inilah yang menjadikan kerancuan tingkat distribusi dan subsidi PETANI.
Di sisi lain penurunan subsidi bagi menengah keatas memunculkan Oposisi baru yang dulu diuntungkan oleh kebijakan pemerintah muncul akibat tersingkir oleh masyarakat buruh tani dan masyarakat lainnya yang dulu termarjinalkan dan tergembleng oleh keadaan dan akses politik kini mampu bersaing bahkan generasi penerusnya mampu menempuh pendidikan tinggi dan menguasai akses ekonomi secara kreatif. Muncullah generasi PETANI kreatif yang mampu lahir menjadi PETANI Go Teknologi dan Go Digital.

Para feodal ilmu pengetahuan dan feodal sistem ekonomi yang mengandalkan akses sertifikasi dan surat DO mulai kebingungan. Sedangkan akses kekuasaan yang dulu mereka harapkan semakin sempit peluangnya sehingga kesempatan persaingan semakin ketat. Maka muncul ‘Oposisi Kapitalisme’ yang seakan membela nasib PETANI dan ternyata PETANI telah mendahului menciptakan akses alternatif menghadapi kebijakan yang membuat kesulitan mereka untuk diolah menjadi komoditas politik.

(Red: Bidang Propaganda dan Jaringan PETANI)

spot_img

Surat Keputusan Nomor: 017/CEO/SK/PETANI.ID/XII/2024

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Jakarta, 01/01/2025). Surat Keputusan Nomor:...

INFO LOWONGAN KERJA

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Info Lowongan Kerja - Jakarta,...

Terima Kasih Dewan Ketahanan Nasional, Selamat Bertugas dan Sukses Dewan Pertahanan Nasional

petani.id – ( #SDMPetaniUnggul – Editorial – Jakarta, 24/12/2024)....

PERTANIAN ZERO INPUT

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Liputan - Jakarta, 09/12/2024). Dalam...

Kolaborasi KemenUMKM, Petani Kabupaten Bogor Gelar Pelatihan Vokasi Pengembangan SDM Sektor Kuliner

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Bogor, 02/12/2024). Dewan Pimpinan Cabang...

Kawal Makan Bergizi Gratis, PETANI: Ingat Pencanangan Misi Gerakan Nasional Konsumsi Pangan Sehat!

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Liputan - Jakarta, 15/10/2024). Dewan...

Impor 1 Juta Ekor Sapi? PETANI: Ingat Manifesto Kampanye Nasional GERAKAN SUSU UNTUK ANAK INDONESIA SEHAT DAN CERDAS!

petani.id - (#SDMPetaniUnggul - Liputan - Jakarta, 12/10/2024). Dewan...
spot_img
WhatsApp chat