petani.id – (Artikel, Selasa 05/03/2019). Sudah lama kami para Petani (termasuk Petani Penangkap Ikan) menjadi pelanggan setia Telkomsel, jauh sebelum organIsasi kami Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) mengadakan Perjanjian Kerja Sama dengan PT. TELKOM INDONESIA terkait programatik ‘Petani Go Digital’, induk perusahaan Telkomsel.
Kami memilih Telkomsel sebagai nomor ponsel utama dengan pertimbangan jangkauan pelayanannya terluas di Indonesia mengingat sering blusukan-blusukan ke seantero pelosok negeri ini. Di tengah maraknya wacana menagih janji Presiden Joko Widodo ‘Buy Back Indosat’, terbersit di benak kami khususnya pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Petani sebagai salah satu tim perumus ‘Petani Go Digital’ mengapa Presiden Joko Widodo tidak buy back Telkomsel saja. Karena saat ini kinerja Telkomsel jauh lebih unggul dibanding Indosat. Jangkauan pelayanan Telkomsel dengan jumlah BTS saat ini sekitar 189 ribu (Sumber: Data Kementerian BUMN) di seluruh Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan jumlah BTS Indosat yang hanya sekitar 70 ribu.
Laporan keuangan Telkomsel dan Indosat terkini yang sudah dipublikasikan yaitu laporan tahun 2017 menyebutkan jumlah pelanggan Telkomsel 196,3 juta, jauh lebih banyak dibanding Indosat yang hanya memiliki 110,2 juta total pelanggan. ARPU (Average Revenue per User) atau pendapatan rata-rata per pelanggan (Gabungan Prepaid dan Postpaid Customer) Telkomsel per bulan sekitar Rp. 43.000,- sedangkan ARPU rata-rata per pelanggan (Gabungan Prepaid dan Postpaid Customer) Indosat hanya sekitar Rp. 20.300,-. Laba usaha Telkomsel di tahun 2017 Rp. 30,395 milyar sedangkan laba usaha Indosat di tahun 2017 hanya Rp. 4,032.5 milyar.
Dengan kinerja yang cukup ‘kinclong’ tersebut sangat layak apabila kita (red: Indonesia) berusaha kembali ‘merebut’ 35% saham Telkomsel yang saat ini dimiliki Singapore Telecom. Saat ini PT. TELKOM INDONESIA memiliki 65% saham Telkomsel. Jika PT. TELKOM INDONESIA bisa memiliki 100% saham Telkomsel, maka PT. TELKOM INDONESIA dapat memiliki kendali penuh atas Telkomsel. Upaya mewujudkan kedaulatan di bidang telekomunikasi seluler bukan lagi keniscayaan. Misi dan cita-cita programatik ‘Petani Go Digital’ para Petani (termasuk Petani Penangkap Ikan) di kawasan pelosok seperti Kepulauan Natuna, Rote Ndao, Miangas, Kepulauan Wakatobi (baca: Liputan Khusus petani.id ‘Mendesaknya Kebutuhan Digitalisasi Petani Yang Berkeadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia di Kawasan Taman Nasional Wakatobi.’) dan berbagai belahan daerah lain di nusantara ini untuk dapat mengakses internet secara cepat tidak lagi hanya sekedar impian belaka. Karena PT. TELKOM INDONESIA sebagai ‘Indonesia Telecommunication Company Flag Carrier’ pasti tidak hanya berorientasi komersial semata, namun juga ada semangat nasionalisme memberikan akses digitalisasi yang Berkeadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia ke setiap warga negara.
Selain melalui fungsi konektivitas, Telkomsel juga dapat berperan dalam peningkatan kesejahteraan para Petani (termasuk Petani Penangkap Ikan) melalui kemudahan transaksi belanja, pembayaran maupun pengiriman dana melalui layanan Tcash yang kini bertransformasi menjadi LinkAja dengan kolaborasi Telkomsel, Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI. Masih banyak para Petani (termasuk Petani Penangkap Ikan) yang merupakan masyarakat non bankable atau belum memiliki rekening tabungan di bank karena keterbatasan finansial.
Kami melalui DPN Petani berharap kehadiran LinkAja akan memberikan solusi keuangan secara mudah dan murah bagi para Petani (termasuk Petani Penangkap Ikan) di seluruh pelosok Indonesia. Semoga pemerintah khususnya Presiden Joko Widodo bisa mengalokasikan budget yang diperoleh dari pembayaran tax amnesty atau budget dari sumber lain untuk buy back saham Telkomsel guna mewujudkan ‘Kedaulatan Telekomunikasi Seluler dan Petani Go Digital’ yang Berkeadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia ke setiap warga negara.
*) Penulis adalah Ketua Umum Petani dan Tim Perumus Petani Go Digital. (oleh: Satrio Damardjati, SP.*)