petani.id – (Sleman, Sabtu, 29/12/2018). Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (Petani) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui badan otonom Sekolah Petani Muda Darllo’s (SPMD) DPW Petani DIY, menggelar kelas khusus tentang ‘Bedah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Petani’ dengan narasumber Ketua Umum Petani Satrio Damardjati, SP. Beliau hadir didampingi Ketua DPW Petani DIY Anggit Bimanyu, SP dan Sekretaris DPW Petani DIY Asty Irwandiyah, SE.

Sekretaris DPW Petani DIY Asty Irwandiyah, SE mengatakan mengapa kelas ini dianggap penting, “Karena dalam sebuah organisasi, AD/ART sebuah merupakan sebuah ruh yang mewarnai gerak langkah sebuah organisasi, adalah apa yang tertuang dalam visi dan misi organisasi. Oleh sebab itu, kelas ini sangat penting diikuti oleh para pengurus, calon pengurus maupun anggota Petani, agar memiliki pemahaman yang benar mengenai arah gerak perjuangan organisasi Petani ini.” katanya kepada petani.id di Griya UKM Online Kentungan, Sleman, DIY hari Sabtu, 29 Desember 2018.
Ketua Umum Petani Satrio Damardjati di kelas ini menjelaskan pasal demi pasal Anggaran Dasar (AD) Petani, “Perlunya sebuah pemahaman yang benar diperlukan setiap pengurus baik badan eksekutif nasional, wilayah, cabang ataupun badan otonom nasional, wilayah dan cabang serta anggotanya, sehingga langkah-langkah yang dilakukan untuk mengembangkan organisasi baik ke dalam maupun ke luar organisasi, tidak bertentangan dengan AD/ART maupun peraturan organisasi.” jelasnya.
Tanya jawab yang sangat menarik mengenai Misi, Program dan Usaha, serta iuran anggota Petani pun terjadi. Misi Petani yang disorot oleh salah satu anggota Petani, WM Yunus adalah mengenai ‘Kampanye Nasional Gerakan Susu Untuk Anak Indonesia Sehat dan Cerdas’, serta ‘Kampanye Ikan Sebagai Sumber Protein Dan Gizi Rakyat’.
“Bahwa Kampanye merupakan perwujudan dari sebuah gerakan yang ada dalam Misi Petani, dan tidak boleh dilihat secara parsial karena gerakan Petani meliputi seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bukan hanya di satu daerah/wilayah saja. Kampanye secara masif sangat penting dilakukan karena harus membangkitkan kesadaran rakyat secara menyeluruh, dan masih harus ditingkatkan.” kata Ketua Umum Petani ini menanggapi pertanyaan tersebut.
Pemaparan selanjutnya mengenai ‘Program dan Usaha’ Petani, apa yang sudah di tetapkan dari hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Petani pada bulan Sepetember 2018 di Ulam Tirta, DIY lalu bahwa badan eksekutif Petani ditingkat wilayah berkewajiban membangun badan otonom ditingkat wilayah seperti Warung Petani, Pos Advokasi Hukum & HAM (PAHAM) Petani dan Sekolah Petani (red: di DIY, Sekolah Petani Muda Darllo’s).
“Warung Petani ini merupakan sebuah tempat pemasaran produk Petani yang menggantikan konsep koperasi, wajib di dalamnya merupakan produk para Petani, dan meminimalkan produk pabrikan sampai dengan 10 persennya saja. Sebagai sebuah tempat pemasaran, diperlukan basis produksi dan basis pengolahan hasil pertanian yang kuat dengan berbagai inovasi baru. Lalu Sekolah Petani diperlukan untuk pengembangan diri dan atau Pengembangan Sumber Daya Manusia anggota Petani dengan berbagai ilmu yang tidak hanya terbatas pada ilmu pertanian saja, sehingga diharapkan para anggota memiliki wawasan yang lebih luas, memiliki jiwa wirausaha, dan memiliki semangat gotong royong untuk membesarkan organisasi Petani. Selanjutnya PAHAM Petani, diharapkan dapat melakukan advokasi yang berkaitan dengan perwujudan visi Petani yakni kedaulatan pangan berbasis kearifan lokal dan agribisnis kerakyatan. Petani sebagai organisasi dapat memfasilitasi dan mengadvokasi anggota Petani dalam hal perijinan seperti: perizinan PIRT dan BPOM, agar lebih mendapatkan kemudahan daripada bergerak secara individu dan iklim usaha bagi anggota Petani dapat tercipta.” jelas Satrio kepada para peserta.
Dalam penjelasan mengenai iuran anggota Petani, Ketua Umum Petani menambahkan, “Bahwa mengenai iuran anggota Petani sebagaimana tertuang dalam AD/ART Petani, kami (red: Dewan Pimpinan Nasional Petani) sebagaimana sudah ditetapkan pada Surat Ketetapan untuk iuran Rp. 1.000,- per hari atau sama dengan Rp. 30.000,- per bulannya langsung ke nomor rekening organisasi Petani, sedangkan untuk wilayah dan cabang besaran rupiah per bulannya diserahkan kepada masing-masing wilayah dan cabang agar tidak memberatkan anggota Petani. Hal ini dikarenakan Petani sebagai organisasi yang berbasis anggota, sangat peduli dengan pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai aset utama, sampai ke kelompok basis produksi agar terjadi peningkatan kesejahteraan Petani.” tambahnya.
Gunardo selaku anggota Petani menanggapi positif pernyataan tersebut, “Dengan adanya tindakan kerja nyata yang begini ini harus segera dilakukan membangun Warung Petani di Kodya Yogyakarta, kami para anggota Petani siap untuk melakukan percepatan pergerakan Warung Petani dengan promosi dan audiensi ke beberapa instansi pemerintah terkait maupun langsung ke masyarakat. Ini sungguh sesuatu yang sangat perlu mendapatkan apresiasi yang bagus dalam mewujudkan kesejahteraan Petani.” katanya kepada petani.id selepas kelas tersebut.
Di akhir kelas, Sekretaris DPW Petani DIY Asty Irwandiyah, SE mengatakan, “Bahwa mengenai iuran, DPW Petani DIY belum menerapkannya. Selama ini, masih dikembangkan semangat gotong royong dalam melakukan berbagai kegiatan seperti SPMD di tingkat DPW maupun di basis produksi. Sedangkan untuk pengembangan Sumber Daya Manusia di basis produksi, Petani sebagai organisasi telah menjadi salah satu lembaga yang dipercaya Tim Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD) di Kabupaten Sleman dan Tim P2KTD Kabupaten Bantul untuk melakukan pendampingan di tingkat desa, dalam Program Inovasi Desa (PID). PID adalah sarana untuk membangun basis produksi Petani yang kuat dan merangkul pemerintah desa untuk memberdayakan masyarakat desa umumnya dan kelompok basis produksi Petani khususnya secara berkelanjutan dengan program Petani yang disinergikan dengan program desa. Dalam program ini, diharapkan akan muncul pemimpin (leader) yang dapat mendukung dan memperbesar program dan usaha Petani”. kata Asty.
(Red : Biro Propaganda dan Jaringan-DPW Petani DIY)